WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PENGURUS DAERAH SULAWESI UTARA
Tim Penulis:
BRS. Emy Senewe, Yeanet Soputan, Neltje Eman, Meiske Lasur, Selvie Rumampuk, Yola Sumakud, Fransiska Rampengan, Lydia Momiat, Yaneke Saba
Sejarah didirikannya Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di Sulawesi Utara (Sulut) bermula pada 15 September 1950, saat Pastor/Romo W. Dekkers, MSC (alm.), yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Aksi Sosial Katolik, memotori berdirinya suatu perkumpulan di kalangan ibu-ibu katolik, diorganisir dan dikembangkan dengan nama Wanita Katolik Minahasa.
Pada 25 Maret 1952, diselenggarakan Konferensi I Wanita Katolik Minahasa dan menyepakati pembentukan 5 (lima) cabang sebagai berikut:
- Cabang Minahasa I, meliputi Manado dan sekitarnya, dikoordinir oleh Ibu Palengkahu – Markus, Ibu Terok – Anes dan Ibu Wowor – Mamahit.
- Cabang Minahasa II, meliputi Tomohon dan sekitarnya, dikoordinir oleh Ibu Paat – Nusman, Ibu Djoemani – Langitan dan Ibu Renwarin – Senduk.
- Cabang Minahasa III, meliputi Wilayah Tonsea, dikoordinir oleh Ibu Wantah – Mandagi, Ibu Wetik – Katuuk dan Ibu Luntungan – Pangkerego.
- Cabang Minahasa IV, meliputi Wilayah Langowan, dikoordinir oleh Ibu Manarointong – Mumu
- Cabang Minahasa V, meliputi Wilayah Amurang (belum diperoleh informasi siapa koordinator wilayah ini).
Sesudah Konferensi I, Wanita Katolik Minahasa Cabang II berkembang cukup pesat dan menghasilkan Badan Pengurus lengkap sebagai berikut: Ketua I: Ibu H.V. Renwarin–Senduk; Ketua II: Ibu Paat–Nusman; Sekretaris I: Ibu Polii de Gara dan Sekretaris II: Ibu Djomani–Langitan.
Melihat perkembangan Wanita Katolik Minahasa begitu cepat dan pesat, maka Dewan Pimpinan Pusat (DPP) WKRI menunjuk seorang penghubung, Ibu Untu–Runtuwene, untuk mengadakan pendekatan dengan perkumpulan Wanita Katolik Minahasa Keuskupan Manado. Saat itu komisariat Manado dipimpin oleh Ibu Terok–Anes. Pendekatan tersebut menghasilkan penunjukkan Ibu Caterine Wagey untuk menghadiri Kongres II WKRI di Jakarta tahun 1954.
Selain di Minahasa, pada tahun 1952 berdiri juga perkumpulan Wanita Katolik di Kotamobagu. Berawal ketika Kel. Kaunang–Lolong bekerja sebagai penilik sekolah di Kotamobagu. Ibu Kaunang–Lolong melihat banyak ibu-ibu Katolik di Kotamobagu yang punya potensi, maka timbul keinginannya untuk menghimpun ibu-ibu Katolik yang ada di Bumi Totabuan. Pada waktu itu, ibu-ibu Katolik tersebar di beberapa tempat seperti Tumobui, Modayag, Guaan dan Dumoga, dengan jarak yang berjauhan. Keinginan Ibu Kaunang–Lolong untuk membentuk organisasi WKRI didukung oleh ibu-ibu Katolik di Kotamobagu. Hasil kejasama serta perjuangan mereka pada waktu itu, terbentuklah WKRI Paroki Kristus Raja Kotamobagu, yang diprakarsai oleh Ibu Kaunang–Lolong.
Tahun 1955–1962, organisasi Wanita Katolik Minahasa terjadi kevakuman dan terhenti karena mengalami pergolakan politik, Perjuangan Rakyat Sementara (PERMESTA). Sesudah pergolakan PERMESTA, tahun 1962 atas prakarsa dan dorongan Pastor Theodorus Moors, MSC, selaku sekretaris dari uskup Mgr. N. Verhoeven, MSC, organisasi Wanita Katolik di Keuskupan Manado mulai dihidupkan kembali.
PERIODISASI KEPENGURUSAN DPD WKRI SULAWESI UTARA
Konferensi Daerah (Konferda) I: 3 November 1963
Pada Konferda I terbentuklah komisariat baru Wanita Katolik (WK) Keuskupan Manado yang dipimpin oleh Ibu Soekojo–Yungingen (Ketua), Nn. Caterine Wagey (Sekretaris), Ibu Lumengkewas–Wuisan (Bendahara), serta Pastor B. Van Slobe, MSC sebagai Penasehat Rohani. Saat itu, WK Keuskupan Manado memiliki 14 cabang.
April 1964, WK Keuskupan Manado melaksanakan musyawarah kerja pertama di wilayah Tonsea Lembean. Hasil musyawarah menyepakati program penambahan cabang dan anggota baru di seluruh Keuskupan Manado sebagai prioritas utama, yang meliputi wilayah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Tahun 1964 ini, WK Keuskupan Manado menerbitkan majalah sederhana bernama “SUARA WANITA KATOLIK”.
Pada 26 Juli 1964, WK Keuskupan Manado menyenggarakan perayaan HUT ke-40 WKRI, yang diawali dengan Perayaan Ekaristi bersama, dipimpin oleh Bapak Uskup Mgr. Nicolaas Verhoeven, MSC di Gereja Katedral Manado. Pada perayaan ini untuk pertama kalinya dikumandangkan lagu dan tari WK Keuskupan Manado berjudul “SELENDANG BIRU” dalam bahasa Tombulu. Lagu Selendang Biru digubah oleh Bapak H.J. Renwarin, dan sajaknya dirangkai oleh Ibu M.V. Renwarin – Senduk.
Konferensi Daerah II (periode 1966 – 1968): 8 Januari 1966
Pada Konferda II terpilih Presidium Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Keuskupan Manado: Ketua Presidium: Ibu Soekojo – Yungingen; Anggota Presidium I: Nn. Caterine E. Wagey; dan Anggota Presidium II: Ibu Ong – Mamahit.
Tahun 1967, WKRI Keuskupan Manado dimekarkan lebih luas ke wilayah Luwuk Banggai yang diprakarsai oleh Pastor Niko Veldhuyzen, Pr., wilayah Palu-Donggala oleh Pastor H. Bangkut, MSC, serta wilayah Sangihe-Talaud oleh Pastor J.B. Talibonso, MSC.
Tahun 1967, Pastor Theodorus Moors, MSC diangkat dan ditahbiskan menjadi Uskup Manado menggantikan Mgr. Nicolaas Verhoeven, MSC di Gereja Katedral Manado. Menyambut tahbisan uskup, WKRI Keuskupan Manado mengadakan pertemuan dengan lomba kesenian dan keterampilan. Pada Agustus 1967, WKRI Keuskupan Manado mengikuti Kongres VIII Wanita Katolik RI di Jakarta. Hingga tahun 1967 WKRI Keuskupan Manado sudah memiliki 60 cabang.
Konferensi Daerah III (periode 1968 – 1971): 24 – 28 April 1968
Pada Konferda III, terpilih Presidium WKRI Keuskupan Manado: Ketua Presidium: Ibu Soekojo – Yungingen; Anggota Presidium I: Ibu Ong – Mamahit; dan Anggota Presidium II: Nn. Caterine Wagey.
Tahun 1969, terciptalah lagu WKRI berjudul Raden Ajeng Kartini berbahasa daerah Tombulu. Lagu ini digubah oleh Bapak H.J. Renwarin, dan sajaknya ditulis oleh Ibu M.V. Renwarin – Senduk. Pada Mei 1969, Dewan Pimpinan Daerah mengadakan rapat untuk mengisi jabatan Anggota Presidium I, Ibu Ong – Mamahit yang meninggal dunia.
Pada tanggal 26 Juli 1969 digelar lomba kesenian dalam rangka HUT ke-45 WKRI. Pada acara tersebut diserahkan penghargaan medali kepada cabang-cabang berprestasi dan salib emas kepada 4 ibu teladan (Ibu Senduk-Runtuwene dari Cabang Kakaskasen, Ibu Renwarin-Senduk ketua Cabang Manado Selatan, Ibu Palit-Ratag dari Cabang Woloan dan Ibu Mewengkang-Kalalo dari Cabang Katedral Manado), bersama 2 bapak (Bpk. Talibonso, ayah dari Pastor J. Talibonso, MSC dan Bpk. W. Wagey, ayah dari Pastor J. Wagey, Pr. dan nona C. Wagey yang saat itu sebagai Presidium WKRI Keuskupan Manado).
Pada tanggal 2 Februari 1970, Cabang St. Josep Pekerja Manado mendirikan sekolah jahit-menjahit St. Melania di Kleak, yang diprakarsai oleh Ibu Ransulangi-Sumarauw.
Pada tahun 1970, WKRI Keuskupan Manado mengikut sertakan 26 peserta pada Kongres IX Wanita Katolik RI bersama penasehat rohani Pastor J. Talibonso, MSC.
Konferensi Daerah IV (periode 1971 – 1975): 15 – 18 April 1971
Dalam Konferda IV, terpilih Presidium WKRI Keuskupan Manado: Ketua Presidium: Ibu Soekojo – Yunginger, Anggota Presidium I: Ibu Tamaka – Tjia, dan Anggota Presidium II: Ibu Rogi – Warouw. Di akhir Konferda ini dilaksanakan pertemuan umum, lomba kesenian dan busana di kompleks susteran Manado. Cabang Laikit berhasil menggondol piala bergilir.
Pada tahun 1974, WKRI Keuskupan Manado melaksanakan rapat khusus dalam rangka pergantian Presidium, dan terpilih: Ketua Presidium: Ibu Soekojo–Yunginger; Anggota Presidium I: Ibu Tamaka–Tjia; dan Anggota Presidium II: Ibu Renwarin–Senduk. Pada tahun 1974 ini, WKRI Keuskupan Manado mengikuti Kongres X di Jogjakarta dengan jumlah peserta terbanyak.
Konferensi Daerah V (periode 1975 – 1979): 3 – 6 Desember 1975
Pada Konferda V, terpilih Presidium WKRI Keuskupan Manado: Ketua Presidium: Ibu Londok–Turang; Anggota Presidium I: Ibu Tulusan–Poluakan; dan Anggota Presidium II: Ibu Kasmidi–Manalip.
Pada tahun 1975, WKRI Keuskupan Manado mengadakan lomba kesenian dan defile, dan Cabang Lembean meraih gelar juara umum. Pada tahun 1977, WKRI Keuskupan Manado berperan serta sebagai panitia dalam acara Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) X Tingkat Nasional di Manado. Tahun 1978, WKRI Keuskupan Manado ikut serta dalam Kongres XI di Jakarta, juga sebagai peserta terbanyak.
Konferensi Daerah ke VI ( periode 1979 – 1982): tahun 1979
Pada Konferda VI, terpilih Presidium WKRI Keuskupan Manado: Ketua Presidium: Ibu Londok–Turang; Anggota Presidium I: Ibu Renwarin–Senduk; dan Anggota Presidium II: Nn. Caterine Wagey.
Pada tahun 1982, terjadi pemekaran cabang WKRI Keuskupan Manado menjadi 104 unit. Pada saat itu, ranting disebut cabang.
Konferensi Daerah VII (periode 1982 – 1985): 24 – 27 Juni 1982
Pada Konferda VII, terpilih Presidium WKRI Keuskupan Manado: Ketua Presidium: Ibu A.A Katende–Taroreh; Anggota Presidium I: Nn. Caterine Wagey; dan Anggota Presidium II: Ibu Montong–Polii.
Pada tanggal 27 Juli–14 Agustus 1982, WKRI Keuskupan Manado mengikuti latihan kepimpinan dan kewirausahaan yang dilaksanakan oleh DEPSOS Provinsi SULUT.
Pada bulan Februari 1983, WKRI Keuskupan Manado berkunjung ke Kota Palu Sulawesi Tengah untuk pembentukan dan pengukuhan Cabang Palu. Pada 11–14 April 1983, WKRI Keuskupan Manado melaksanakan kursus kepimpinan dan kesekretariatan, kaderisasi serta etiket pergaulan, bekerjasama dengan BKOW. Juni 1984, WKRI Keuskupan Manado mengunjungi Luwuk Banggai, Sambiut, Nulion di Sulawesi Tengah untuk mengukuhkan Cabang Luwuk Banggai sebagai cabang baru. Pada 15–19 Juni 1984, mengikuti Kongres XIII WKRI di Surabaya.
Konferensi Daerah VIII (periode 1985 – 1989): 14 – 16 Juni 1985
Konferda VIII dilaksanakan di Seminari Tinggi Pineleng. Presidium terpilih: Ketua Presidium: Ibu Saba–Mangindaan; Anggota Presidium I: Ibu Renwarin–Senduk; dan Anggota Presidium II: Ibu Makalew–Wantania. Hasil Konferda VIII menetapkan 18 koordinator wilayah dan cabang berjumlah 108 unit.
Pada tanggal 25 Juni 1987, WKRI Keuskupan Manado merayakan HUT ke-63 WKRI di paroki St. Josep Pekerja Manado. Juni 1987, berperan aktif dalam kunjungan Duta Vatikan Mgr. Francesco Canalini di Manado, dan pada 25–31 Oktober 1987, mengikuti kursus Ekonomi Rumah Tangga di Semarang, dan Kongres XIV WKRI di Jakarta tahun 1987. WKRI Keuskupan Manado membentuk Sub–DPD Palu (Sulawesi Tengah) pada 18–21 Maret 1988.
Konferensi Daerah IX (periode 1989 – 1994): 22 – 25 Juni 1989
Pada Konferda IX, terpilih Presidium WKRI Keuskupan Manado: Ketua Presidium: Ibu A.A. Katende–Taroreh; Anggota Presidium I: Ibu J. Saba–Mangindaan; dan Anggota Presidium II: Ibu Rogi–Warouw.
Pada tanggal 23–26 Mei 1991, WKRI dan PSE Keuskupan Manado melaksanakan kursus Ekonomi Rumah Tangga di daerah Kabupaten Sangihe Talaud untuk anggota WKRI. Pada tahun 1993, WKRI Keuskupan Manado mengikuti Kongres XV WKRI di Yogyakarta.
Konferensi Daerah X (periode 1994 – 1999): 22 – 24 Juni 1994
Konferda X dilaksanakan di Palu. Presidium terpilih: Ketua Presidium: Ibu A.A. Katende–Taroreh; Anggota Presidium I: Ibu Evie Kemur–Roong; Anggota Presidium II: Ibu Rogi–Warouw; dan Penasehat rohani: Pastor Wens Mawikere.
Pada tahun 1995, Presidium WKRI bersama Uskup Keuskupan Manado Mgr. Josep Suwatan mengikuti Sidang Agung Konferensi Wali Gereja Indonesia di Jakarta.
Konferensi Daerah XI (periode 1999 – 2004): 12 – 15 Juli 1999
Konferda XI dilaksanakan di Wisma Lorenso Lotta. Presidium terplih: Ketua Presidium: Ibu Emmy Lumintang–Senewe; Anggota Presidium I: Ibu Theresia Turang–Mangkey; dan Anggota Presidium II: Ibu Evie Kemur–Roong.
Pada tanggal 6–7 Juli 2002, WKRI Sulut mengadakan pertemuan raya dalam rangka HUT ke-78 WKRI di Tataaran, dengan kegiatan lomba kesenian, olah raga dan defile.
Konferensi Daerah XII (periode 2004 – 2009): 30 Juni – 3 Juli 2004
Konferda XII dilaksanakan di Manado Beach Hotel Tateli. Presidium terpilih: Ketua Presidium: Ibu Emmy Lumintang–Senewe; Anggota Presidium I: Ibu Margaretha Mandagi; dan Anggota Presidium II: Ibu Margaretha Sondakh.
Pada bulan Maret–Mei 2007, WKRI Sulut bekerjasa dengan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) dan DIKNAS melaksanakan kegiatan pengentasan kemiskinan melalui Program “LIFE SKILL” bagi Penterapi Akupresur dan Refleksiologi di Tataaran.
Konferensi Daerah XIII (periode 2009 – 2013): 8 – 11 Oktober 2009
Konferda XIII dilaksanakan di Tasik Ria Resort. Ketua Panitia Ibu Ansye Lumentut. Presidium terpilih: Ketua Presidium: Ibu Margaretha Mandagi; Anggota Presidium I: Ibu Ansye Lumentut; Anggota Presidium II: Ibu Selvie Rumampuk; dan Penasehat Rohani: Pastor Chris Santie, MSC.
Pada bulan Oktober 2010, pada perayaan HUT ke-86 WKRI dilakukan Pertemuan Raya WKRI Sulut di Kota Bitung, dengan menggelar Misa, lomba defile dan koor, yang diikuti seluruh cabang dan diperkirakan dihadiri oleh 10 ribu anggota WKRI. Pada 15–16 Juni 2012, WKRI Sulut dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengadakan dialog komunikasi dan appreciative inquery tentang membangun rasa nasionalisme konsumen.
Konfrensi Daerah XIV (periode 2014 – 2019): 31 Oktober – 2 November 2014
Konferda XIV dilaksanakan di Hotel Mercure Tateli, Minahasa Sulut. Presidium terpilih: Ketua Presidium: Ibu Ansye Lumentut; Anggota Presidium I: Ibu Selvie Rumampuk; dan Anggota Presidium II: Ibu Meity Rampengan.
10 Oktober 2015, Perayaan HUT ke-65 WKRI Sulut dilaksanakan di Cabang Stella Maris Bitung, diawali Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Mgr. Josep Suwatan, MSC, dilanjutkan dengan lomba defile, koor, busana dan tari Selendang Biru. Kegiatan ini diikuti oleh 46 cabang dan dihadiri 8.500 peserta anggota WKRI.
Pada tanggal 12 April 2017, pada tahbisan Uskup Manado Mgr. Benediktus Estevanus Rolly Untu, MSC, WKRI Sulut sebagai panitia dan berhasil mengikutsertakan 1000 penari Selendang Biru menggunakan kebaya. Tahun 2018 dan 2019, WKRI Sulut melakukan khitanan masal, pembagian jilbab, donor darah dan pengobatan gratis pada masyarakat di Tuminting dan Sario Manado. Pada September 2019, dilakukan penanaman pohon di Seminari Menengah Kakaskasen dalam rangka HUT ke-69 WKRI Sulut.
Konferensi Daerah XV (periode 2019 – 2024): 18 – 20 Oktober 2019
Konferensi Daerah XV dilaksanakan di Hotel Mercure Tateli, Minahasa Sulut. Peserta yang hadir dalam konferensi ini terdiri dari 2 orang DPP, 25 orang DPD, dan 117 orang mewakili 46 DPC (46 orang utusan dan 61 orang peninjau). Selain itu, hadir pula undangan Drs. Edwin Kindangen, M.Si. mewakili Pemerintah Provinsi Sulut, Dra. Jola Makarawung, M.Si. mewakili Kementerian Agama Provinsi Sulut, Anna Lekatompessy mewakili Polda Sulut, mantan Presidium DPD Sulut, Prof. Fransin Rogi–Warouw, dan perwakilan Kaum Bapa Katolik Keuskupan Manado, Warakawuri, serta Legio Maria.
Presidium terpilih dalam Konferda XV: Ketua Presidium: Ibu Meity Fransisca Rampengan; Anggota Presidium I: Ibu Neltje Elisabeth Eman; dan Anggota Presidium II:Ibu Telly Mathilda Kapoh.
Pada akhir tahun 2019 hingga 2021 terjadi pandemi Covid-19, sehingga kegiatan di semua cabang WKRI Sulut sebagian besar dilakukan untuk menghadapi dan mengatasi pandemi ini, seperti membuat dan membagikan masker kepada masyarakat, membagi sembako dan makanan masak kepada orang yang terdampak pandemi Covid-19, membantu pemerintah dalam Percepatan Vaksinasi Covid-19 bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, pelatihan menggunakan teknologi informasi dan lomba koor virtual. Kegiatan lain yang juga dilakukan, seperti sosialisasi tentang AD/ART WKRI, Human Trafficking, Bahaya Narkoba dan HIV/AIDS bagi anak dan remaja, Protokol Kesehatan Covid-19, Peraturan Komisi Pemilihan Umum dan Politik, Informasi dan Transaksi Elektronik, Kesehatan Pencegahan Kanker dan Tumor, aksi donor darah, kunjungan kasih ke Seminari Pineleng dan Kakaskasen, bedah rumah, bantuan pendidikan bagi anak kurang mampu (SD, SMP & PT), bersih lingkungan serta Peningkatan Perempuan Usaha Kecil (PPUK).
Pada tahun 2020, WKRI Sulut mendapat hibah sebidang tanah di daerah Kalasey dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut, Gubernur Olly Dondokambey.
Pada tanggal 24 September 2020 dilakukan Pembentukan Panitia Menuju HUT ke-100 WKRI (tahun 2024), sebagai Ketua Panitia: Ibu Neltje Elisabeth-Eman. Kegiatan panitia diantaranya membangun gedung WKRI Centre di tanah hibah dari Pemprov Sulut, yang proses pembangunannya dimulai saat peletakan batu pertama oleh Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benediktus Estevanus Rolly Untu, MSC, tanggal 15 September 2021, pada perayaan HUT ke-71 WKRI Sulut.
TABEL DATA CABANG DI DPD WANITA KATOLIK RI SULAWESI UTARA
NO. | NAMA CABANG | TAHUN BERDIRI | NAMA KETUA CABANG PERTAMA | NAMA KETUA CABANG SEKARANG (2022) |
1 | HATI TERSUCI MARIA KATEDRAL MANADO | 1968 | Terok Anes | Sherly Undeng |
2 | HATI KUDUS YESUS KAROMBASAN | 1972 | Johana Regien Rares-Rumagit | Yuliana Sattu |
3 | RATU ROSARI SUCI TUMINTING | 1964 | Jacoba Salindeho Luntungan | Hellen Veronika Senewe |
4 | ST. JOSEPH PEKERJA MANADO | 1964 | Renwarin-Senduk | Jeanette E. M. Soputan |
5 | ST. IGNATIUS MANADO | 1965 | Stien Tamaka | Deisy Elisabeth Korompis |
6 | ST. THERESIA MALALAYANG MANADO | 1998 | Stella Montolalu | Yenni Kaunang |
7 | YESUS GEMBALA BAIK RIKE | 1967 | Yakoba Maria Lawo | Mike Sri Kanthi Buol |
8 | RAJA DAMAI MANADO | 1987 | Jeanette Runtuwene | Yunita Youlanda Kumaat, SH., MSi. |
9 | ST. FRANSISKUS XAVERIUS PINELENG | 1968 | Aldegonda Lumi | Clara Tampun |
10 | ST. ANTONIUS KALI | Meiske Kaligis | ||
11 | ST. PETRUS WAREMBUNGAN | 1964 | Noni Sambuaga | Grace Tangkumahat |
12 | ST. FRANSISKUS XAVERIUS KAKASKASEN | 1974 | Ibu Julitha Maria Maweikere | Serli Meiske Tubongkasi |
13 | HATI KUDUS YESUS TOMOHON | 1975 | Ronny Wowor | Soelistyowati Pontoh |
14 | ROH KUDUS TOMOHON | Jeane Wowor | ||
15 | ST. JOSEPH SARONGSONG TOMOHON | Grace Kelly Kainde | ||
16 | ST. ANTONIUS DARI PADUA TATAARAN | 1965 | Aldegonda Rengkuan | Mauna Jurieta Rengkuan |
17 | ST. ROSA DELIMA TONDANO | 1983 | WKRI Cab. SANTA ROSA DE LIMA | Rensina R.Ticoalu, SP |
18 | ST. ANTONIUS DE PADUA TARA-TARA | Mauna Rengkuan | ||
19 | BUNDA HATI KUDUS WOLOAN | 1988 | Emi Kojongian-Ogi | Aneke Caroline Mandagi, M.Pd. |
20 | HATI KUSUS YESUS SONDER | 1974 | Roos Rumengan | Olga Palenewen |
21 | ST. PETRUS LANGOAN | 1955 | Sr. Jeand’arc YMY | Maria Yunita Tuju |
22 | HATI KUSUS YESUS TANAWANGKO | 1977 | Leonora Paulus | Sophia L. Seke |
23 | KEBANGKITAN AMURANG | Ani Mongi | ||
24 | ST. PAULUS TOMPASO BARU | Grace Tulung | ||
25 | KRISTUS RAJA KOTAMOBAGU | 1952 | Kaunang Lolowang | Eske Helmie Piri |
26 | CHRISTOPHORUS GORONTALO | |||
27 | YESUS GEMBALA BAIK PANIKI BAWAH | 1964 | Margaretha Moniaga | Yunetha Lontoh |
28 | ST. PAULUS LEMBEAN | 1952 | Wantah Mandagi | Anastasia Kaunang |
29 | ST. JOHANES PENGINJIL LAIKIT | Linda Tuegeh | ||
30 | ST. FRANSISKUS DE SALLES KOKOLEH | Dorsila M. Kodoati | ||
31 | KRISTUS RAJA KEMBES | 1962 | Yuliana Tania | Cornelia Moa |
32 | STELA MARIS BITUNG | Heidy Tanod | ||
33 | ST. YOHANIS RASUL TAHUNA | Maria Totopandey | ||
34 | ST. FAMILIA MANGARAN TALAUD | Selny Papalapu | ||
35 | ST. FRANSISKUS XAVERIUS MOKUPA | Maria Runtulalo | ||
36 | ST. MARIA ULU SIAU | Catharina Faley Makikama | ||
37 | YOHANES DAN CORNELIUS LOTTA | Febry Sumarauw | ||
38 | MARIA PENGANTARA DUMOGA | Syane Kawengian | ||
39 | ST. URSULA WATUTUMOU MAUMBI | 2008 | Maria Rawis | Ferny Sundah |
40 | ST. MARIA RATU DAMAI MELONGUANE | 2008 | Cherly Udang Tumewu | Selny Kamagi Papalapu |
41 | MARIA RATU DAMAI TOMOHON | Marline Rumende | ||
42 | ST. MIKAEL PERKAMIL | Femmy Sundah | ||
43 | ST. PERAWAN MARIA RATU ROSARI SUCI MODOINDING | 2012 | Meity Himpong | Marlien Jasinta Sualang |
44 | ST. FRANSISKUS XAVERIUS GUAAN BOLTIM | 2012 | Deysi Mokoginta | Trifonia Lumentut |
45 | ST. ANTONIUS DE PADUA GIRIAN | 2012 | Stella Selvie Item | Greiti Theresia Mandey |
46 | MARIA RATU PARA RASUL MANEMBO-NEMBO | 2012 | Irene Untu | Trisna Tatanude |
47 | ST. ANTONIUS DE PADUA AIRMADIDI | 2013 | Helda Ansela Lumi | Nontje Pude |
48 | BUNDA HATI KUDUS RUMENGKOR | 1950 | Maria Merung Runtuwene | Shirley F. Walangitan |
49 | ST. JOSEPH KAWANGKOAN | 2015 | Hetwig Lumentah | Olivia Kawung |
50 | ST. LUKAS RATAHAN | 2015 | Lily Mawati | Like Pontororing |
51 | ST. FRANSISKUS XAVERIUS KEMA | 2019 | Fientje Luntungan | Fientje Luntungan |
52 | HATI KUDUS YESUS KEROIT | 2019 | Karlin Onibala | Karlin Onibala |
53 | MARIA RATU PENCINTA DAMAI LOLAH | 2019 | Helena Roring | Helana Roring |
54 | ST. VERONIKA MANADO | 2020 | Mareyke Mariana Lippi | Mareyke Mariana Lippi |
T O T A L |