Search
Close this search box.

Diskusi Pakar 4: MERAWAT BUMI MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA

29 Juli 2023

Narasumber:

Petrus Sunu Hardiyanto, SJ: Membidani New Citizenship Belajar dari Laudato Si

Novrizal Tahar: Kebijakan Pemerintah dalam kaitannya dengan Laudato Si

Lusia Mona Hartati: Implementasi Pengembangan Ekonomi Sirkular dari Sampah jadi Berkah

Moderator: Sanny Tapilatu

Petrus Sunu Hardiyanto, SJ, Menghidupi Laudato Si

Melalui keagungan dan kehidupan makhluk, seseorang dapat mengetahui dengan analogi pembuatnya. Kekuatan abadi dan keilahiannya telah diketahui melalui karya-karyanya sejak penciptaan dunia. Setiap ciptaan ada fungsi dan tugasnya masing-masing, bahkan makhluk yang tampaknya sangat menjijikkan sekali pun.

Bumi sudah menjerit, Pertiwi kita sakit. Segala kerusakan kita timpakan karena penggunaan dan penyalahgunaan yang tidak bertanggungjawab. Kita merasa bahwa kita tuan dan penguasa alam sehingga berhak untuk menjarahnya. Jika kita memang peduli, hendaknya kita bertindak dengan  segala cara, dari segala lini untuk mengatasinya. Mari merespon tangisan bumi, tangisan si miskin, membangun ekonomi ekologis, bergaya hidup sederhana, meningkatkan Pendidikan ekologis dan membangun komunitas kerjasama.

Tantangan untuk Wanita Katolik RI adalah untuk berkontribusi secara nyata merawat bumi Nusantara dengan menyusun rencana strategis pembentukan New Citizenship. Membangun warga dunia baru yang peduli pada rumah kita bersama, baik secara pemikirian, perasaan maupun kehendak. Penyelamatan bumi dimulai sejak pemikiran atau perencanaan hingga aksi nyata, dalam kehidupan sehari-hari.

Novrizal Tahar

Direktur Penanganan Sampah,

Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Kebijakan Pemerintah dalam kaitannya dengan Laudato Si

Poin penting dari ensiklik Laudato Si adalah kepedulian terhadap semesta, peran penting manusia untuk menyelamatkan bumi sebagai rumah bersama, dan menyadarkan manusia akan pentingnya lingkungan hidup untuk keberlangsungan hidup ciptaan, membangun dan mengembangkan pertobatan ekologi demi terwujudnya rekonsiliasi antara manusia dan seluruh ciptaan.

Dunia saat ini mengalami 3 krisis planet (triple planetary crisis) yang menentukan masa dean kehidupan yang baik dan sehat  di Planet Bumi, yakni Perubahan Iklim, Polusi dan Hilangnya keragaman hayati atau Biodiversity Loss.

Dari krisis perubahan iklim, salah satu dampak yang akan terjadi di Indonesia adalah bahwa akan semakin banyak kota yang tergenang air laut, pada tahun 2050.

Dari krisis polusi – terutama sampah, Pemerintah membuat skenario pengelolaan jangka pendek dan jangka panjang. Target terdekat, tahun 2025 – berdasar Perpres no. 97 tahun 2017: 30% pengurangan sampah, 70% Penanganan Sampah, 100% sampah terkelola.

Tahun 2030: Tidak ada penambahan landfill baru, Zero open burning, Mayoritas industri kertas menggunakan kertas daur ulang dalam negri, peningkatan pengelolaan sampah yang tidak masuk landfill menjadi produk berdaya guna, 50% industri menggunakan kertas daur ulang dalam negeri.

Skenario dan Pendekatan yang akan terus digalakkan adalah: Pembatasan plastik sekali pakai (kantong plastic, cutlery – alat makan, dan styrofoam) serta gaya hidup minim sampah, peningkatan Recycling Rate (sampah kertas, plastik, logam, kaca, tekstil dan industrialisasi pengelolaan sampah melalui implementasi teknologi modern dan pengelolaan yang dilakukan secara professional: dari sampah menjadi pupuk, tenaga listrik, makanan Binatang, biogas, dan sebagainya.

Strategi Penanganan sampah laut yang juga sangat mendesak melalui: Gerakan nasional peningkatan kesadaran para pemangku kepentingan, pengelolaan sampah yang bersumber di darat, penganggulangan sampat pesisir dan laut, mekanisme pendanaan, penguatan kelembagaan, pengawasan dan penegakan hukum, penelitian dan pengembangan

Target mengurangi sampah plastik ke laut sebesar 70% pada tahun 2025 dengan melibatkan 18 kementerian/Lembaga.

Membanggakan bahwa semakin banyak anak muda yang terlibat dalam aksi nyata penyelamatan lingkungan ini dengan terjun langsung baik secara sosial mau pun dengan membangun usaha daur ulang, misalnya Pandawa Group yang menggerakkan kaum muda di berbagai kota, untuk membersihkan sampah. Hamish Daud dengan membuat start up Octopus menyajikan platform untuk pengumpulan produk limbah dari konsumen dan mendaurulang menjadi bahan baku baru.

Wanita Katolik RI sangat bisa menggandeng kaum muda untuk beraksinyata sehingga kesadaran penyelamatan lingkungan semakin menyasar anak muda dan semakin memperluas pengalaman dan kepedulian semua lapisan Masyarakat.

Secara perseorangan, kita semua bisa bertindak nyata dengan mengubah gaya hidup kita dengan gaya hidup minim sampah dengan cara: Mencegah sampah, belanjan tanpa kemasan, pilah sampah dari rumah, habiskan makanan, komposkan sisa makanan.

Lusia Mona Hartati Windoe

Tim LH KAJ, Penamping Gropesh – Gerakan Orang Muda Peduli Sampah

Implementasi Pengembangan Ekonomi Sirkular dari Sampah jadi Berkah

Mona menggarisbawahi bahwa semua gerakan pengelolaan sampah, akan menarik banyak orang jika mempunyai nilai ekonomis. Dengan dasar tersebut, pengembangan ekonomi sirkular dan pengelolaan longkungan akan berjalan beriringan berkelanjutan,

Gerakan Bank Sampah yang dikelola Mona dan tim dimulai dari Paroki Rawamangun, Jakarta. Umat membawa sampah rumah tangga anorganik yang dipilah-pilah dan disetorkan, dan masing-masing mendapat buku tabungan, terus berlanjut sampai sekarang.

Selanjutnya Mona menunjukkan produk-produk hasil daur ulang yang mempunyai nilai ekonomi, misalnya dari berbagai tutup botol menjadi tatakan gelas, menjadi beads untuk gelang, rosario, dsb., dari jelantah menjadi aneka lilin yang lalu dijual untuk kapel/gua Maria, dan limbah sabut kelapa yang diolah menjadi kokedama – semacam pot tanaman, lalu produknya untuk hias altar gereja, kompos yang menjadi media tanam.

Ketrampilan-ketrampilan pengolahan sampah ini bisa menjadi jawaban dan laternatif bagi para pemulung yang karena masyarakat sudah semakin sadar akan pemilahan sampah dan daur ulang, kehilangan mata pencaharian.

 

Jika membutuhkan konten ini, silahkan menghubungi info@dppwkri.org