Search
Close this search box.

 

WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA

DPD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Tim Penulis:

Lydia Gloria Djaja Ing Rana, Anastasia Onik Kartika Ningsih, Josephin Sudanasrini, Ignatia Mardyantiwi, Prisca Purwantini

Yogyakarta sebagai kota kerajaan “Kasultanan Ngayogyakarta” dan “Kadipaten Pakualaman”, memiliki andil besar dalam perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Juga memiliki nilai sejarah yang tinggi sebagai tempat berdirinya Wanita Katolik RI yang pada awal berdirinya  (1924) bernama Poesara Wanita Katolik.

Penderitaan dan keterpurukan hidup pada masa penjajahan dirasakan oleh seluruh rakyat. Terutama kaum wanita jawa yang hidup dalam budaya patriarki dan lingkup tradisi feodal. Keberanian dan perjuangan nyata para pendiri Wanita Katolik RI terhadap persamaan kodrat, harkat dan martabat manusia, menggerakkan hati para Wanita Katolik Yogyakarta untuk berjuang. Mereka saling bergabung baik melalui lingkup paroki maupun kecamatan, meski masih kecil jumlahnya, tetapi merupakan embrio berdirinya cabang.

Dalam perkembangannya, Wanita Katolik RI sebagai organisasi induk semakin luas rentang kendalinya, sehingga memerlukan perwakilan di daerah-daerah (cabang), baik di Yogyakarta, luar kota, dan luar provinsi. Di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 1930 telah terbentuk Cabang Yogyakarta, Sleman, dan Ganjuran.

Status Wanita Katolik RI bersekala nasional pada 1950, tepatnya setelah Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI), maka mulai terbentuklah Dewan Pimpinan Daerah  (DPD), termasuk DPD DIY. Pada era itu, telah berkiprah dalam karya-karya sosial kemasyarakatan antara lain: Ibu Broto Wardoyo, Ibu Th. Soemarto, Yohana Soewandi, Ibu Wahyudi, Ibu HS. Margono, Ibu Sukirman, Ibu Suntjoko, dan ibu-ibu dari cabang, baik siswi Mendoet maupun ibu-ibu Katolik lainnya.

Wilayah kerja Wanita Katolik RI DPD DIY mengikuti wilayah kerja pemerintah/jalur pemerintah, karena merupakan organisasi kemasyarakatan (Ormas). Hal ini sesuai dengan UURI no 17 TH 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan  bab 3 pasal 8; bab 7 pasal 22–25.

Saat ini, DPD DIY memilki lima cabang, yaitu Sleman terdiri 10 Ranting,  beranggotakan 350 orang, Kulonprogo 6 Ranting beranggotakan 196 orang, Kota Yogyakarta 14 Ranting beranggotakan 450 orang, Bantul 7 Ranting beranggotakan 165 orang, dan Gunungkidul 5 Ranting beranggotakan 307 orang.

MASA BAKTI KEPENGURUSAN DEWAN PENGURUS DAERAH DIY

Masa Bakti 1950 – 1964

Wanita Katolik RI DPD DIY berdiri pada 1950, namun pengurusnya masih ada yang rangkap jabatan dengan Cabang Kotapraja Yogyakarta. Ketika Pengurus Pusat Wanita Katolik RI pindah dari Yogyakarta ke Jakarta (1953), kepengurusan di DIY dipimpin Ibu Brotowardoyo.

Pada 1959 Yogyakarta tepilih sebagai tuan rumah Kongres Wanita Katolik RI dan Ibu E. Soebari terpilih sebagai ketua panitia. Pada tahun yang sama Ibu Th. Soemarto dipercaya sebagai Ketua Panitia Pembangunan Gedung Wanita Yogyakarta ( Gedung KOWANI ).

Masa Bakti 1965 – 1968

Dalam masa bakti ini terpilih sebagai Ketua Presidium Ibu Th. Soemarto. Tahun 1965 Ibu HS. Margono diutus mewakili organisasi untuk mengikuti Program Suswati yaitu, pelatihan untuk memiliki pengalaman di bidang militer. Namun dengan mengikuti program tersebut justru menyadarkan bahwa ada suatu masalah yang terjadi di negeri ini. Sehingga Wanita Katolik RI DPD DIY ikut menyuarakan pembubaran PKI. Selanjutnya tahun 1966 setelah peristiwa G30S/PKI Wanita Katolik RI DPD DIY ikut membentuk Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI) DIY, dan mengutus Ibu HS. Margono serta Ibu A. Wahjudi duduk di kepengurusan.

21 April 1965 dalam Kongres ke VII di Semarang, disahkan berdirinya Yayasan Dharma Ibu. Selanjutnya DPD DIY mulai menyatukan TK-TK Indriyasana cabang dan ranting di bawah naungan YDI Cabang Yogyakarta, yang dipimpin oleh Ibu M. Kastowo.

Masa Bakti 1968 -1981

Ketua Presidium dalam masa bakti ini dijabat secara bergantian antara Ibu HS. Margono dan Ibu Mursumarwan, Disebut secara bergantian karena waktu itu belum ada ketentuan yang mengatur pembatasan masa jabatan.

Statusnya sebagai kontrol sosial bagi pemerintah, Wanita Katolik RI DPD  DIY, memohon keadilan kepada pemerintah, dalam kasus pemerkosaan gadis ”SUM KUNING” (21 September 1970). Disamping itu juga memohon pemerintah untuk melokalisir “WTS” yang berada di sekitar daerah Balokan,dan tempat lain, supaya dibina dan diberi ketrampilan, agar memiliki masa depan yang bermartabat.

Tahun 1974 Wanita Katolik RI DPD DIY dipercaya sebagai penyelenggara Kongres dan dalam kepanitiaan melibatkan PMKRI. Sementara itu dalam tahun yang sama, Ibu Mursumarwan tepilih menjadi anggota DPRD mewakili Golongan (1974-1979). Pada tahun 1976 Ibu HS. Margono mewakili Wanita Katolik RI DIY memberi ceramah tentang “Kepemimpinan Wanita” di hadapan Wanita Angkatan Udara (WARA) di Kaliurang.

Masa bakti 1981 – 1984

Pada masa bakti ini Ibu A. Martoyo terpilih sebagai Ketua Presidium, Ibu HS. Margono Anggota Presidium I, Ibu Joko Suroso anggota Presidium II.

Tanggal 30 Oktober – 5 November 1981 Wanita Katolik RI DPD DIY bekerjasama dengan Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D), menyelenggarakan pelatihan Credit Union (CU). Pesertanya adalah anggota WKRI DPD DI Yogyakarta dan Pemuda Katolik.  Setelah itu, Ibu Th. Supartinah Sunardi sebagai salah satu peserta pelatihan, mendirikan CU ”Dharma Bhakti” yang tetap eksis sampai sekarang. Pada usia ke 40 tahun, CU Darma bakti memiliki  aset 64 M, bahkan Ibu Th. Supartinah bersama CU Dharma Bhakti ikut merintis pendirian CU – CU primer di Kabupaten Sleman dan Kulon Progo.

Masa Bakti 1984 – 1988

Masa bakti 1984–1988 ini, Ibu A. Martoyo terpilih kembali sebagai Ketua Presidium, Ibu HS. Margono Anggota Presidium I, Ibu Th. Joko Suroso Anggota Presidium II.

Pada 16 Agustus 1985 Ibu HS Margono bersama Pengurus DPP mewakili Wanita Katolik RI sebagai delegasi dalam pertemuan WUCWO di Nairobi, Kenya, Afrika. Pada 28 September 1985 menerima tamu WUCWO, Eleanor Elizabeth Aitken dan Marie Therese mengenalkan budaya dan peninggalan leluhur bangsa ( sight seeing ke Candi Borobudur) dan meninjau CU Borobudur.

Masa Bakti 1988- 1993

Pada masa bakti ini Ibu HS. Margono menjabat sebagai  Ketua Presidium, Dra Y. Any Martanti Anggota Presidium I, Ibu JL. Soepandrio Anggota Presidium II.

Selama kurun waktu 1989–1991 Wanita Katolik RI DPD DIY bekerjasama dengan Yayasan Bhakti Kirti pimpinan Romo JB Mangunwijaya SJ, menyediakan asrama mahasiswa di Jl Kuwera Yogyakarta. Selain itu  memberi bantuan pendidikan untuk anak-anak SD dan SMP, ketrampilan potong rambut, memetri badan bagi wanita.

Untuk meningkatkan peran wanita, pada 28 Maret 1991, Ibu HS. Margono menjadi narasumber diskusi panel “Peran Sosio-Politik Ormas Katolik” dengan materi  “Era Kepemimpinan Wanita di Masa Depan”.

Oktober 1989 saat kunjungan Paus Yohanes Paulus II, Wanita Katolik RI DPD  DIY terlibat dalam kepanitiaan dan duduk sebagai bendahara, seksi usaha, seksi konsumsi.

Masa Bakti 1993 – 1999

Di masa bakti ini Dra Y. Ani Martanti terpilih menjadi Ketua Presidium, Dra J. Sudanasrini Anggota Presidium I, Theodora Nugraheni Sipan Anggota Presidium II.

Tanggal 9 – 13 Juli 1996 menyelenggarakan pelatihan calon Pembina Ekonomi Rumah Tangga di Griya Monica, Gamping, Sleman dengan peserta 22 orang. Nara sumbernya adalah Ibu CM. Bambang AB, anggota Presidium II DPP Wanita Katolik RI, Ibu AP. Tjahjono, Lucia Wijata Dharma, dan Tim ERT DPP Wanita Katolik RI.

Bulan Mei 1998 Wanita Katolik RI DPD DIY, bersama ormas Katolik dan seluruh elemen masyarakat Yoyakarta berjalan kaki dari tempat masing-masing menuju Kraton Yogyakarta dalam acara “Pisowanan Ageng” kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DIY. Tujuan pisowanan ageng adalah berjuang bersama rakyat untuk menuntut perbaikan yang saat itu dalam kondisi krisis ekonomi dan kepercayaan kepada pimpinan negara.

Mewakili Wanita Katolik RI DPD DIY, Dra Y. Ani Martanti Ketua Presidium  Wanita Katolik RI DPD DIY, pada 1999 diangkat menjadi Anggota Presidium FMKI DIY.

Masa Bakti 1999 – 2004

Pada masa bakti ini  Dra J. Sudanasrini terpilih sebagai Ketua Presidium, Theodora Nugraheni Sipan Anggota Presidium I, Nasaria Tjahjantini Agus Siswanto, S.Pd. Anggota Presidium II.

Menyongsong Pemilu 2004, Wanita Katolik RI  DPD DIY, bersama FMKI DIY, dan Kevikepan DIY menyelenggarakan Voter Education di Cabang Gunung Kidul dan Sleman. 13 Oktober 1999 menyelenggarakan sarasehan tentang “Konstelasi Politik Indonesia” dengan pembicara Prof.Dr. Cornelis Lay (pemerhati politik), dan Seto Hariyanto. Untuk mewujudkan kemandirian dan netralitas, Wanita Katolik RI DPD DIY menetapkan kebijakan bagi setiap jenjang organisasi dan perwakilan di lembaga-lembaga masyarakat, supaya menolak menandatangani atau menyepakati dukungan kepada salah satu partai politik.

Selanjutnya sebagai langkah awal program Peningkatan Gizi Balita, pada 16 September 2000 Wanita Katolik RI DPD DIY memberikan bantuan bahan makanan bergizi untuk 105 anak balita. Dana berasal dari DPP Rp 3.500.000,- ditambah swadaya. Pelaksanaannya bekerjasama dengan Posyandu dan PKK setempat. Program yang berkesinambungan ini, dilanjutkan pada 12 Juli 2002  dengan memberi bantuan serupa sebesar Rp. 20.000.000,- yang diperuntukkan bagi 105 anak balita dan bantuan Pendidikan kepada 10 pelajar @ Rp 180.000,-. Dananya didukung oleh Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, sebagai pancingan supaya cabang dan ranting mengembangkannya, sehingga bisa diterima oleh lebih banyak anak.  Program ini dikembangkan oleh cabang-cabang pada tahun-tahun berikutnya.

Tahun 2003, Wanita Katolik RI DPD DIY bersama ormas Katolik dan beberapa elemen masyarakat melakukan gerakan moral memprotes UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 yang beberapa item-nya tidak mencerminkan keadilan bagi sekolah-sekolah yang berlatarbelakang agama.

Tindak lanjut pelatihan PPUK yang diselenggarakan DPP di Cisarua, Bogor (6-8 Maret 2000), pada 17 November 2002 DPD DIY menyelenggarakan pelatihan calon pendamping Pemberdayaan Perempuan Usaha Kecil (PPUK), dengan peserta 57 orang. Sebagai langkah awal membentuk kelompok PPUK; 2 kelompok di cabang Kota, 1 kelompok di cabang Bantul, 1 kelompok di cabang Kulonprogo, 2 kelompok di cabang Sleman, dan 1 kelompok di cabang Gunungkidul. Masing-masing kelompok mendapat bantuan modal Rp. 800.000,00.

Masa Bakti 2004 – 2009

Masa bakti ini yang terpilih menjadi Koordinator  Presidium adalah Nasaria Tjahjantini Agus Siswanto S.Pd., Ignatia Mardyantiwi Sudarto S.H., M.Si sebagai Anggota Pesidium I, Anastasia Sedjati Arsanto sebagai Anggota Presidium II.

Dalam rangka ulang tahun ke-81 Wanita Katolik RI DPD DIY bersama DPP menyumbang dana untuk peningkatan gizi balita di Kokap, Kulonprogo selama catur wulan, 17 April – 10 Juli 2006 untuk 28 anak balita, 13 kali pertemuan  dengan dana dari DPP sebesar Rp 3.000.000,-

Ketika terjadi gempa 27 Mei 2006, Wanita Katolik RI DPD DIY ikut mendirikan Posko di rumah Koordinator Presidium untuk mengumpulkan dan menerima bantuan dari anggota masyarakat, juga dari DPP yang memberi bantuan sebanyak 3 tronton, antara lain berupa kasur, pakaian layak pakai, selimut, tikar, obat-obatan, perlengkapan batita dan  sembako. Selanjutnya bantuan disalurkan ke seluruh korban gempa di pelosok DIY.

Tanggal 2 Mei 2006 bersama ormas Katolik dan elemen masyarakat DIY berjalan kaki dari Tugu sampai Titik Nol Yogyakarta, menyuarakan penolakan RUU Pornografi yang mengesampingkan unsur budaya daerah dan beberapa materi yang mengancam kebhinekaan.

Tahun 2007 Yayasan Dharma Ibu Yogyakarta berdiri sendiri lepas dari Yayasan Dharma Ibu Pusat berdasarkan akte notaris nomor 02 tanggal 09 November 2006, dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia RI, nomor : C- 01.02.TH 2007.

Masa Bakti 2009 – 2014

Pada masa bakti ini yang menjadi Koordinator Presidium adalah  Ignatia Mardyantiwi Sudarto SH, M.Si., MI. Murwantini Kusuma Wirawan SE, sebagai Anggota Presidium I, Dra V. Suwarni Sudiyana sebagai Anggota Presidium II.

Kongres XVIII tahun 2008 menetapkan Program PPUK sebagai Program Nasional yang harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran Wanita Katolik RI. Lima cabang Wanita Katolik RI DPD DIY melaksanakan program ini dengan berbagai jenis usaha antara lain : tempe, jamur tiram, aneka masakan, dan makanan khas daerah. Wanita Katoik RI DPD DIY menerima bantuan dari Bimas Katolik Sleman (29 Juli 2013) sebesar Rp 2.000.000,- ,dari Gubernur DIY (21 Januari 2014), sebesar Rp 20.000.000 untuk 5 cabang se DIY.

Saat terjadi erupsi Gunung Merapi (26 Oktober 2010), berbagai kegiatan dilaksanakan untuk membantu masyarakat. Wanita Katolik RI DPD DIY juga menyalurkan bantuan dari DPP Wanita Katolik RI berupa uang dan sembako untuk para korban sebesar Rp. 3.000.000,00 (selama November–Desember 2010). Wanita Katolik RI DPD DIY dan seluruh cabang di DIY bekerjasama  mengadakan “Gerakan 1000 Nasi Bungkus” selama November – Desember 2010. Memberi bantuan tikar untuk korban banjir lahar dingin di sepanjang bantaran Kali Code, Yogyakarta.

Sejak 2013 Wanita Katolik RI DPD DIY, telah terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Badan Kesbanglinmas) DIY dengan nomor  00-34-00/074/XII/2013.

Wanita Katolik RI DPD DIY menerbitkan majalah “Media DPD” yang terbit perdana pada bulan Desember 2009. Fungsi utama Media DPD sebagai wahana komunikasi antar anggota, pengurus, dan meningkatkan pengetahuan serta wawasan pembacanya.

Wanita Katolik RI DPD DIY bersikap terbuka dengan berbagai pihak, menjalin hubungan dengan 30 mitra jejaring, antara lain : Kevikepan DIY, Keuskupan Agung Semarang, ormas Katolik se DIY, Perguruan Tinggi, Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah, bebagai komunitas, media cetak dan elektronik ( RRI, TVRI).

Wanita Katolik RI DPD DIY menyusun kebijakan internal untuk meningkatkan tertib organisasi, antara lain: penetapan batas usia pimpinan organisasi, yaitu minimal 35 tahun dan maksimal 60 tahun saat pengangkatan; tata cara penyematan tanda penghormatan bagi anggota yang meninggal; memutuskan lagu pengiring acara penyematan selendang biru dan lencana  bagi anggota yang meninggal adalah “Kuhantar Dikau Kawan” ciptaan Victor Yoseph Budi Santoso.

Tanggal 4 November 2014 Wanita Katolik RI DPD DIY mendirikan Paguyuban Santa Faustina, sebagai wadah bagi anggota Wanita Katolik yang lanjut usia dan tidak menjabat agar tetap berkarya berdasarkan hidup rohani yang baik.

Bekerjasama dengan  UAJY, Wanita Katolik RI DPD DIY menyelenggarakan latihan Teknologi Informasi pada 16-23 Maret 2013., pelatihan ini di ikuti 35 peserta.

Bekerjasama dengan KOMSOS dan RRI sejak 2018 sampai sekarang. Melakukan siaran di RRI, bertujuan ntuk menginformasikan dan menyebarluaskan program kerja Wanita Katolik RI DPD DIY.

Pada 7 April 2013 Wanita Katolik RI DPD DIY bersama ormas Katolik membentuk Sekretariat bersama di Pusat Pastoral Mahasiswa (PPM) Yogyakarta. Tujuan pembentukan Sekber ini untuk saling bersinergi antar ormas Katolik, agar mampu membawa secercah harapan membangun masyarakat adil, makmur, sejahtara. Peresmiaan Sekber didahului sarasehan dengan pembicara Romo Dr. Mateus Mali, CSSR dan GBPH. Prabukusumo.

Masa Bakti 2014 – 2019

Pada masa bakti ini Ketua Presidium terpilih adalah Dra V. Suwarni Sudiyana, Dra Anastasia Onik Kartikaningsih, M.Pd. Anggota Presidium I, Ig. Tutik Purwati  SH.,Anggota Presidium II.

Mei 2017 Wanita Katolik RI DPD DIY, mengawali kerjasama dengan Srikandi Lintas Iman (Srili) untuk saling menguatkan pelaksanaan program yang bernuansa keberagaman. Wanita Katolik RI DPD DIY juga bergabung dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Setda Provinsi DIY dalam forum pemberdayaan perempuan dengan nama “Puspa Kencana”. Fokus kegiatan 3 M yaitu mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan manusia, mengakhiri kesenjangan akses ekonomi perempuan.

Untuk memperbarui data anggota, Wanita Katolik RI DPD DIY, tahun 2017 melakukan pendataan anggota Wanita Katolik RI se DIY.

M.I. Murwantini Kusuma, S.E., M.Si., Ketua Bidang Humas Wanita Katolik RI DPD DIY, menjadi utusan DPP sebagai Ketua Yayasan Seri Dharma Yogyakarta yang dilantik tanggal 29 Agustus 2017.

Masa Bakti 2019 – 2024

Pada masa ini terpilih sebagai Ketua Presidium adalah Dra L. Gloria Djaja Ing Rana, Dra Anastasia Onik Kartikaningsih, M.Pd Anggota Presidium I, Drg Any Pristiwati Anggota Presidium II.

Di awal kepengurusan masa bakti, Corona Virus Disease-19 (Covid-19) mulai merebak sehingga banyak program yang ditunda bahkan batal dilaksanakan. Tanggal 25 April 2020 DPD DIY merencanakan mengadakan workshop Kepemimpinan Perempuan Muda. Pesertanya adalah mahasiswi dan perempuan muda. Acara ini batal digelar karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat mulai 19 Maret 2020 sampai waktu yang belum ditentukan.

Pada tanggal 6 Mei 2020 mendirikan posko di kediamanan Ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD DIY, mengumpulkan bantuan dari anggota  Wanita Katolik RI DPD DIY dan masayarakat.  Menyalurkan Alat Pelindung Diri (APD) ke Rumah Sakit dan Puskesmas di wilayah DIY, antara lain RS Panti Rini Sleman, RS Santa Elisabeth Bantul, RS Panti Rahayu Gunungkidul, PMI Gunungkidul, UPT RS Lapangan Khusus Covid-19 Bantul, Puskesmas Karangmojo Gunungkidul, RS Panti Baktiningsih Sleman, Puskesmas Pengasih II Kulonprogo. Memberi bantuan 100 paket sembako @ Rp 100.000,- kepada mahasiswa yang kost di Yogyakarta. 50 paket sembako @Rp 75.000,- kepada masyarakat sekitar Sendangsono. Bantuan berupa natura dilaksanakan oleh cabang-cabang, antara lain: Sleman, Kota, dan Gunungkidul.

WANITA KATOLIK RI CABANG KULONPROGO

Berdirinya Wanita Katolik RI Cabang Kulonprogo, tidak lepas dari jasa Ibu Th Sajiyem Adi Sumarto, yang didukung suaminya. Pada saat itu belum terbentuk pengurus, yang penting ibu-ibu berkumpul dan berkegiatan, diketuai oleh Th,Sajiyem Adi Sumarto sampai tahun 1952.

Pada bulan Maret 1952 mengadakan pemilihan pengurus baru, Ibu Sukirno terpilih menjadi Ketua, Ibu Siswo Sumarto sebagai Wakil Ketua. Masa baktinya sampai tahun 1958.    Masa bakti 1958-1964 terpilih ibu Karti Suratman sebagai Ketua. 1964-1970 Ibu Juwakir sebagai Ketua. 1970-1976 Ibu Sastro Dakir Ketua. 1976-1982 Mindrati terpilih sebagai Ketua. 1982-1988 MM. Sularti sebagai Ketua. 1988-2000 Ibu Soerojo Ketua. 2000-2006 terpilih Ibu Sudoto sebagai Ketua Cabang. 2006-2010 P Rolis Anita Unteaningsih Ketua Cabang. 2010-2016 A. Tri Handayaningsih Ketua Cabang (2 periode). 2016–2021 Natalia Windarto terpilih sebagai Ketua Cabang (2 periode)

WANITA KATOLIK RI CABANG KOTA YOGYAKARTA

Pada tahun 1950 di Kotapraja Yogyakarta memiliki beberapa cabang Wanita Katolik RI, yang kemudian digabung  menjadi  satu cabang bernama Cabang Kotapraja Yogyakarta yang saat ini bernama Cabang Kota Yogyakkarta. Ibu  Th Soemarto menjadi Koordinator cabang (1950-1959). Kerjasama dengan Pemda dan organisasi wanita yang lain  terjalin sangat baik.  Tahun 1959-1965 Ibu Th Soebari menjabat sebagai  koordinator dan wakil ketua Ibu Th Soemarto.  Tahun 1965 – 1981 Ketua Koordinator cabang berturut turut dijabat oleh Ibu Sutandar, Ibu Mursumawan. 1981-1988 Ketua Cabang Y Hartrismilah Hartono (2 periode).1988-1994 Ketua Cabang Ibu Th. Nugraheni Sipan (2 periode).1994-2000 Ketua Cabang A Sejati Arsanto (2periode. 2000-2003 Ketua Cabang Th. Sulastri Sukirno. 2003-2009 Ketua Cabang  Maria Isni Rochdidjastuti (2 periode). 2009-2010 Ketua Cabang Elisabeth Kurniati Suwardanis.2010-2012 Prisca Purwantini. 2012-2015 V. Indriyaningsih Sarwono. 2015-2019 drg Any Pristiwati (2 peroide). 2019-sekarang Th. Lena Rosana.        .

WANITA KATOLIK RI CABANG GUNUNGKIDUL

Salah satu perintis Wanita Katolik RI Cabang Gunungkidul adalah Carolina Djumijati. Sejak 1955 Carolina Djumijati sudah aktif di kegiatan gereja dan Wanita Katolik RI Cabang Gunungkidul. Carolina Djumijati mengikuti kursus gizi bersama dengan GOW Gunungkidul lalu mensosialisasikannya ke Ranting-Ranting.

Saat terjadi musibah kekeringan tahun 1963, Wanita Katolik RI Cabang Gunungkidul bersama pemerintah setempat membuka dapur umum. Setelah musibah kekeringan berakhir (1964), Wanita Katolik RI Cabang Gunungkidul bersama ibu Djojodiningrat ( istri Bupati saat itu), giat bersosialisasi tentang transmigrasi Bedhol Desa ke masyarakat desa Menthel, Tepus, Banaran, dan Karang Mojo.

Masa bakti kepengurusan Carolina Djumijati sebagai Ketua, Muryanti Suwondo sebagai Wakil Ketua sampai tahun 1974. Pada kepengurusan masa bakti selanjutnya (1974 – 1980), terpilih M Sudariyah Ketua, Th Suratinem Wakil Ketua. Masa bakti 1981-1986 Ketua Dwiati Bambang. 1987-1991 Ketua, AM. Sukinah Sukemi. 1992-1995 Ketua MA Suparti Repin. 1996-1999 Ketua Wasirah Sugiyanto. 2000-2003 Ketua V. Suwarni Sudiyana. 2004-2007 Ketua V Suwarni Sudiyana. 2008-2013 Ketua C Kusumastuti,. 2014-2016 Ketua Y Ngatirah. Masa bakti 2017 -2019 yang seharusnya berakhir Mei 2019, terpaksa diperpanjang karena tidak dapat melaksanakan Konfercab akibat pandemi Covid-19. Masa bakti 2017 – 2019 yang terpilih sebagai Ketua adalah Asteria Dwi Astuti, S.Ag.

WANITA KATOLIK RI CABANG SLEMAN

Wanita Katolik RI Cabang Sleman berdiri  tahun 1964, pada waktu itu bernama Wanita Katolik (belum memakai RI), dengan Koordinator Ibu R. Suprapto, Wakil Koordinator Ibu Winardi. Pada tahun 1971 terbentuk pengurus baru dengan masa bakti 1971 – 1980, Ibu R Suwondo terpilih sebagai Ketua Wanita Katolik Koordinator Sleman. Tahun 1981–1990 Th Supartinah Sunardi terpilih sebagai Ketua Wanita Katolik Koordinator Sleman, Ibu Bambang Mayanggono sebagai Wakil Ketua.

Pada masa bakti 1991-1993 istilah Ketua Wanita Katolik Koordinator Sleman berubah menjadi Ketua Cabang Sleman. Nasaria Tjahjantini Agus Siswanto, S.Pd terpilih sebagai Ketua Cabang, 1993-199 VDL Pudyastuti Raharjo Ketua Cabang (2 periode). 1999-2005 Ketua Cabang MI Murwantini Kusuma,SE, M.Si (2 periode). 2006-2011 M Sri Sumaryati Mulyono terpilih sebagai Ketua Cabang (2 periode). 2015-2018 Angela Hariyum Anton terpilih sebagai Ketua Cabang  2018 – 2021 yang terpilih sebagai Ketua Cabang adalah Dra Restituta Sri Widiastuti, SE,Ak.CA.

WANITA KATOLIK RI CABANG BANTUL

Berdirinya Wanita katolik RI Cabang Bantul bermula dari keikutsertaan ibu-ibu  terutama yg berdomisili di Pandak, Imogiri, Sewon, Kabupaten Bantul, dalam kegiatan Sosial Kemasyarakatan  yg terwadahi dalam GOW. Terinspirasi oleh adanya beberapa organisasi lain, maka Ibu Wiyono dan  ibu-ibu yang aktif  dalam pergerakan sosial kemasyarakatan, berinisiatif mendirikan Organisasi Wanita Katolik yang terealisir tahun 1970. Kepengurusan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Seksi-seksi sudah terbentuk dan telah diakui  oleh DPD sebagai Cabang, meskipun belum pernah ada Konfercab dan pelantikan pengurus  karena situasional.

Kegiatan utama semula terfokus pada pendidikan anak usia dini, terutama yang jauh dari TK Kanisius Ganjuran maka  didirikanlah TK  Pandak Bantul di rumah Bp Mangunharjono. Setelah itu Wanita Katolik RI setempat mendirikan  TK yang kemudian dinamakan TK Indriyasana dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1971. Selanjutnya didirikanTK Indriyasana II di Bantul tahun 1983. Kegiatan-kegiatan Cabang mengacu pada Konferda dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan daerah. SelanjutnyaCabang Bantul masih terus menerus berbenah untuk menjadi organisasi yang memenuhi kriteria seperti saat ini.

Masa bakti 1970 – 1979 Ibu Wiyono terpilih sebagai Koordinator I, Ibu Budi Susilo sebagai Koordinator II. 1979-2001 Ketua Ibu Budi Susilo. 2001-2004 Ibu Martinus Ketua. 2004-2006 terpilih sebagai Ketua GM Titik Nawawi.. Konfercab I diselenggarakan pada bulan Mei 2006 terpilih sebagai Ketua Cabang GM Titik Namawi dengan masa bakti sampai 2008. Masa bakti 2009-2008 Ketua Cabang Aurelia Hermi Suryanti, MG Listyo Rini.

Jika membutuhkan konten ini, silahkan menghubungi info@dppwkri.org